Selasa, 06 Oktober 2009

DON'T SAY "I CAN'T"

“Apa kalian pernah takut gagal?”. Kita semua pasti pernah berpikir atas apa yang kita inginkan sulit untuk di wujudkan atau bahkan tidak akan pernah tercapai sama sekali alias gagal. Sebagai manusia hal tersebut memang wajar adanya karena manusia diberikan banyak karunia oleh Allah SWT salah satunya,otak.

Namun, jangan sampai pikiran takut itu bersarang lama dalam pikiran kita. Semakin lama ketakutan akan suatu kegagalan itu berada dalam pikiran akan semakin memperburuk keadaan. Rasa takut akan kegagalan membuat kita tidak bisa melakukan usaha apapun untuk mewujudkan cita-cita, bahkan untuk mencoba nya pun tidak akan pernah bisa. Sebenarnya dengan tidak mencoba sekalipun adalah kegagalan yang sudah terjadi.

Lalu apa hubungannya dengan otak?

Dari otak semua bisa terjadi. Otak mengarahkan semua yang kita inginkan. Otak merupakan pusat kontrol manusia. Semua pikiran dalam otak seharusnya hanya berisi hal-hal yang positif agar semua hal yang akan kita lakukan berpositif juga. Jika dalam pikiran kita masih tertanam kata “Aku tidak bisa” ataupun “Aku tidak mampu” maka otak akan meng ‘Keep’ tingkah laku kita untuk tidak bisa melakukan atau mencoba berusaha mencapai cita-cita. Jangan pernah mengeluh sebelum kita berusaha. Karena orang yang sukses adalah orang – orang yang tidak suka berkeluh kesah. Dalam bukunya yang berjudul “You Can Do It”, Paul Hanna mengatakan tentang suatu kesuksesan.

Bila Anda berpikir bahwa Anda dikalahkan, maka anda dikalahkan.

Bila Anda berfikir bahwa Anda tidak berani, maka Anda tidak berani.

Bila Anda ingin menang, tetapi Anda berpikir Anda tidak mampu, hamper pasti anda tidak akan menang.

Kesuksesan bermula dari kemauan seseorang

Semuanya berlandaskan pemikiran

Ujian hidup tidak selamnya berlaku

Bagi orang yang terkuat atau tercepat.

Tapi cepat atau lambat orang yang menang

Adalah orang yang berpikir bahwa mereka mampu!

Uraian di atas membuat saya sadar akan pikiran positif dalam mewujudkan semua cita-cita. Rasa takut sebenarnya ada untuk mendorong kita maju, bukan untuk menahan tingkah laku kita dalam menggapai mimpi. Biarkan rasa takut mengajarkan kita. Biarkan rasa takut mempersiapkan kita. Tetapi jangan membuat rasa takut menghentikan kita. Bila kita terus berpikir dan melihat hal – hal yang tidak kita inginkan terjadi, maka aka nada kesempatan di mana ada kemungkinan hal yang tidak kita inginkan itu terjadi. Terus belajar dan berpikir positif tentang semua hal. Jangan pernah berkata “tidak bisa” sebelum berusaha. Apapun semua harapan dan cita-cita kita.

Jumat, 26 Juni 2009

inflasi

Faktor Musiman Dorong Inflasi
Rabu, 20 Agustus 2008 , 18:43:00
Pikiranrakyat.com
BANDUNG, (PRLM).- Tingkat inflasi masih akan mengalami tekanan terutama akibat faktor "seasonal" (musiman) pada triwulan III tahun 2008. Meski pengaruh kenaikan harga BBM terhadap inflasi sudah mulai menyurut, namun faktor musiman seperti menjelang Puasa dan Lebaran diperkirakan masih akan mendorong kenaikan inflasi yang biasanya ditandai permintaan konsumen yang meningkat.
"Inflasi akan disebabkan faktor `seasonal`, terkait bulan Puasa dan Lebaran. Hingga akhir tahun, inflasi diperkirakan berada pada kisaran 11,5% - 12,5%. Meski inflasi pada awal tahun 2009 masih `double digit`, namun tekanan inflasi akan terus berkurang dan mulai Juli 2009 nanti diharapkan inflasi sudah `single digit`," ujar Kepala Biro Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI), Sugeng S.E., M.A., saat ditemui wartawan, di KBI Bandung, Rabu (20/8).
Ia menilai, inflasi bukan hanya fenomena moneter namun juga fenomena non-moneter terutama terkait aspek distribusi. Sehingga, penanganan inflasi perlu ada kerja sama dan koordinasi pula dengan pemerintah. "Secara reguler kita terus lakukan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi (nasional) untuk memantau perkembangan inflasi ini," katanya.
Sementara Peneliti Ekonomi Madya Senior Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Budi Hanoto menilai, ada beberapa hal yang menyebabkan tingginya inflasi di daerah, antara lain masih adanya gangguan distribusi, panjangnya "mata rantai" komoditas contohnya beras dari petani produsen, pedagang, hingga ke konsumen, kemudian manajemen stok yang belum terkelola baik di daerah, dsb.
Deputi Pemimpin BI Bandung Bidang Ekonomi Moneter, Hari Utomo menjelaskan, inflasi di Jabar pada triwulan III 2008 diperkirakan masih mengalami tekanan. Sehingga pada triwulan itu, laju inflasi secara tahunan akan berkisar antara 11% - 12%. Tekanan inflasi ini, terutama berasal dari faktor musiman seiring tibanya bulan Ramadan yang datang lebih awal dibandingkan tahun 2007. "Potensi kenaikan harga juga berasal dari bahan makanan terutama kenaikan harga beras selama musim paceklik," katanya.(A-68/CA-164/A-147)***