Jumat, 26 Juni 2009

inflasi

Faktor Musiman Dorong Inflasi
Rabu, 20 Agustus 2008 , 18:43:00
Pikiranrakyat.com
BANDUNG, (PRLM).- Tingkat inflasi masih akan mengalami tekanan terutama akibat faktor "seasonal" (musiman) pada triwulan III tahun 2008. Meski pengaruh kenaikan harga BBM terhadap inflasi sudah mulai menyurut, namun faktor musiman seperti menjelang Puasa dan Lebaran diperkirakan masih akan mendorong kenaikan inflasi yang biasanya ditandai permintaan konsumen yang meningkat.
"Inflasi akan disebabkan faktor `seasonal`, terkait bulan Puasa dan Lebaran. Hingga akhir tahun, inflasi diperkirakan berada pada kisaran 11,5% - 12,5%. Meski inflasi pada awal tahun 2009 masih `double digit`, namun tekanan inflasi akan terus berkurang dan mulai Juli 2009 nanti diharapkan inflasi sudah `single digit`," ujar Kepala Biro Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI), Sugeng S.E., M.A., saat ditemui wartawan, di KBI Bandung, Rabu (20/8).
Ia menilai, inflasi bukan hanya fenomena moneter namun juga fenomena non-moneter terutama terkait aspek distribusi. Sehingga, penanganan inflasi perlu ada kerja sama dan koordinasi pula dengan pemerintah. "Secara reguler kita terus lakukan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi (nasional) untuk memantau perkembangan inflasi ini," katanya.
Sementara Peneliti Ekonomi Madya Senior Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Budi Hanoto menilai, ada beberapa hal yang menyebabkan tingginya inflasi di daerah, antara lain masih adanya gangguan distribusi, panjangnya "mata rantai" komoditas contohnya beras dari petani produsen, pedagang, hingga ke konsumen, kemudian manajemen stok yang belum terkelola baik di daerah, dsb.
Deputi Pemimpin BI Bandung Bidang Ekonomi Moneter, Hari Utomo menjelaskan, inflasi di Jabar pada triwulan III 2008 diperkirakan masih mengalami tekanan. Sehingga pada triwulan itu, laju inflasi secara tahunan akan berkisar antara 11% - 12%. Tekanan inflasi ini, terutama berasal dari faktor musiman seiring tibanya bulan Ramadan yang datang lebih awal dibandingkan tahun 2007. "Potensi kenaikan harga juga berasal dari bahan makanan terutama kenaikan harga beras selama musim paceklik," katanya.(A-68/CA-164/A-147)***

Tidak ada komentar: